Minggu, 25 Mei 2014

Karya Ilmiah

Iaincirebon.co.id
Karya Ilmiah
Afifah
Ariviyah
Khusnul Khotimah
Dwi Payana
PMI (Pengembangan Msyarakat Islam)


I.     Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Menulis bagi banyak orang merupakan suatu hal yang tidak mudah, tetapi  terdapat sebagian orang yang menganggap bahwa menulis adalah suatu hal yang mudah dan sangat menyenangkan. Berkaitan dengan hal ini, kebiasaan membaca memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar dalam menjadikan orang untuk merasa mudah atau sulit dalam melakukan aktivitas menulis.
Selain dipengaruhi oleh sumber bacaan yang dicerna seseorang, menulis juga dipengaruhi oleh aturan-aturan penulisan yang sifatnya konvensional dan berlaku universal.
Dikatakan berlaku konvensional karena didalamnya terdapat aturan-aturan penulisan yang harus diikuti oleh seseorang. Seperti halnya karya ilmiah akademik yaitu karya ilmiah yang harus dibuat oleh mahasiswa yang mutlak harus mengikuti ketentuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam mengikuti ketentuan dalam penulisan tersebut maka dapat memudahkan karena setiap orang tinggal mengikutinya secara konsisten satu demi satu yang dirumuskan. Akan tetapi, pada sisi yang lain menganggap sebagai hal yang sangat menyulitkan karena orang tidak dapat lagi bebas dalam berekspresi lewat tulisannya itu.
Dikatakan berlaku universal maksudnya adalah karya ilmiah itu baik format maupun esensinya diterima dan dipahami secara sama oleh masyarakat yang berada diseluruh dunia.
B.  Rumusan Masalah 
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah adalah Bagaimana cara penyusunan dalam penulisan karya ilmiah dengan baik?

C.  Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam masalah ini yakni untuk mengetahui pengertian karya ilmiah dan cara penulisan karya ilmiah serta dapat diaplikasikan oleh mahasiswa.

II. Pembahasan
A.  Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca, sedangkan fungsinya ialah sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Sifat karya ilmiah harus memenuhi syarat meliputi: 1) lugas dan tidak emosional, yakni mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri, 2)logis, yakni disusun berdasarkan  urutan yang konsisten, 3) efektif, yakni satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan, 4) efisien, yakni hanya memepergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah difahami, dan 5) ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.[1]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah sebuah karya yang memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang berdasarkan pengalaman.
B.  Tahap penulisan Karya Ilmiah
Menurut Syihabuddin (2006:5-6) ada beberapa langkah menulis ilmiah, sebagai berikut.
1.    merencanakan (mengumpulkan bahan, menentukan tujuan dan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca);
2.    menulis (menyusun draf secara keseluruhan);
3.    merefleksikan (apakah sudah memenuhi tujuan? Apakah sudah sesuai dengan pembaca? Apakah sudah menginformasikan pesan secara cermat?); dan
4.    merevisi (kebenaran gagasan, kebahasaan, kejelasan, kewajaran).
Menurut Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum, terdapat beberapa langkah menulis karya ilmiah sebagai berikut.[2]
1.    Menentukan tema
Tema berfungsi sebagai penuntun untuk dapat memahami keseluruhan tulisan atan karangan secara cermat. Suatu tema penulisan karya ilmiah yang baik adalah sesuai dengan keahlian penulis, sesuai dengan bidang studi yang didalami penulis, sesuai dengan pengalaman penulis. Adapun tema yang dianggap menarik adalah sesuai dengan tuntutan pembaca dalam mencapai target tertentu, sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembaca, sesuai dengan bidang pekerjaan dan profesi yang digeluti pembaca, memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembaca.
2.    Menentukan judul
Terdapat beberapa hal yang harus dicermati untuk merumuskan judul karya ilmiah diantaranya meliputi: 1). harus terkait dengan tema karya ilmiah, 2) harus terlihat kesimpulannya, 3) harus sesuai dengan isinya, 4) harus dirumuskan dalam bentuk rasa, 5) harus dirumuskan dengan jelas, dan 6) harus dirumuskan dengan singkat.
3.    Menyusun kerangka
Secara umum, kerangka karangan dapat dianggap sebagai rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita akan menyusun sebuah karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.  
Adapun fungsi dari kerangka karangan meliputi: 1) memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan, sub-sub bahasan, dan memberikan kemungkinan perluasan bashasan, 2) mencegah pembahsan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic, judul, kalimat tesis, dan tujuan karangan, 3) mencegah ketidaklengkapan bahsan, 4) mencegah pengulangan pembahsan, 5) memudahkan pengendalian variable, 6) memperlihatkan kekurangan dan kelebihan materi pembahasan.



4.    Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas seperti yang disebutkan dibagian depan.
Dilihat dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan menulis karya ilmiah mencakup menentukan tema, mencari bahan tulisan, menentukan judul dan menyusun kerangka tulisan.
C.  Notasi Karya Ilmiah
Menurut Kinayati Djojosuroto dan M.L.A Sumaryati hal-hal yang bersifat pokok tentang pembuatan notasi ilmiah adalah sebagai berikut.[3]
1.        Pembuatan Kutipan
Pengetahuan ilmiah yang dikutip dari seseorang dipergunakan untuk berbagai tujuan sesuai dengan argumentasi yang diajukan, misalnya untuk mendukung pernyataan penulis atau mendefinisikan sesuatu. Kutipan-kutipan tersebut dapat berbentuk kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
2.        Catatan kaki
Pada umumnya catatan kaki dipisahkan dari teks dengan 14 atau 20 ketukan tik garis lurus dari pinggir sebelah kiri. Catatan kaki diketik dalam satu spasi, dua spasi dibawah garis pemisah ini dimulai setelah 7 ketukan tik dari pinggir dengan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Jarak antara catatan kaki satu dengan lainnya tetap dua spasi.
Untuk memudahkan pembaca mengetahui sumber informasi yang dikutip, maka sebaiknya, catatan kaki meliputi: 1) nama penulis, 2) judul tulisan, 3) tempat penerbitan, 4) nama penerbit, 5) tahun penerbitan, dan 6) halaman yang di kutip.
Contoh: Winarno Surakhmad, Dasar-Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah (Bandung: Penerbit Tarsito, 1978), P.206.
3.        Daftar pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka tidak diberi nomor urut tetapi diurutkan secara alfabet, maka sebaiknya daftar pustaka meliputi: 1) nama penulis, 2) nama kota, 3) nama penerbit, 4) tahun penerbitan tidak ditulis dalam kurung.
Contoh: Surakhmad, Winarno, Dasar-dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah Bandung: Penerbit Tarsito, 1978.
Untuk menghindari plagiasi maka diperlukan notasi dalam karya ilmiah. Diantaranya mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka. Karena dengan notasi karya ilmiah tersebut agar dapat mengetahui penulis dari buku yang dikutip.
4.   Asas-asas penulisan Karya Ilmiah
Didalam karya ilmiah terdapat asas-asas penulisan diantaranya sebagai berikut.[4]
1.      Kejelasan
Karya ilmiah harus konkrit dan jelas. Kejelasan itu tidak saja berarti mudah dipahami, mudah dibaca, tetapi juga harus tidak memberi ruang untuk disalah tafsirkan, tidak boleh bersifat samar-samar.
Kejelasan di dalam karya ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikut.
a.       Pemakaian bentuk kebahasaan yang lebih dikenal dari pada bentuk kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknanya, bahkan oleh penulisnya.
b.      Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, dari pada kata-kata yang berbelit, panjang, rancuh.
c.       Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam bahasa asing. Kata-kata asing hanya dapat digunakan jika memang istilah itu sangat teknis sifatnya sehingga tidak ada istilah atau kata yang pas dalam bahasa Indonesia.
2.      Ketepatan
Karya ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian harus tepat atau akurat. Supaya karya ilmiah menjadi benar-benar akurat penulis atau peneliti harus sangat cermat, teliti, tidak boleh main-main dengan ilmu.
3.      Keringkasan
Karya ilmiah harus ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek. Karya ilmiah itu tidak boleh menghamburkan kata-kata, tidak boleh mengulang-ngulang ide yang telah diungkapkan, dan tidak berputar-putar dalam mengungkapkan gagasan atau maksud. Karya ilmiah harus di bangun dari ide yang kaya dengan bahasa yang hemat dan sederhana.
Dalam penulisan karya ilmiah harus memenuhi asas-asas penulisan diantaranya kejelasan, ketertapan dan keringkasan dalam tulisan.
III. Penutup
A.       Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah sebuah karya yang memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang berdasarkan pengalaman. Adapun tahapan-tahapan menulis karya ilmiah mencakup menentukan tema, mencari bahan tulisan, menentukan judul dan menyusun kerangka tulisan.
Untuk menghindari plagiasi maka diperlukan notasi dalam karya ilmiah, diantaranya mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka, karena dengan notasi karya ilmiah tersebut agar dapat mengetahui penulis dari buku yang dikutip. Dalam penulisan karya ilmiah harus memenuhi asas-asas penulisan diantaranya kejelasan, ketertapan dan keringkasan dalam tulisan.
B.  Saran
Penyusun menyadari bahwasannya dalam penulisan makalah ini banyak memiliki kekurangan. Namun inilah yang dapat diberikan, penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran dari rekan-rekan maupun dari dosen pengampu. Karena dengan adanya kritik dan saran dapat membantu agar lebih baik lagi.















Daftar Pustaka
http://ikhsan pauzi.blogspot.com/2011
Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati, M.L.A Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra Bandung:nuansa. 2004
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Jakarta: Erlangga, 2009.




[1] http://ikhsan pauzi.blogspot.com/2011.
[2] R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta:erlangga, 2009)146-159.
[3] Kinayati Djojosuroto dan M.L.A Sumaryati. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra (Bandung:nuansa, 2004) 97-103.   
[4] R. Kunjana Rahardi op.Cit.,144-145

Tidak ada komentar:

Posting Komentar