Karya
Ilmiah
Afifah
Ariviyah
Khusnul
Khotimah
Dwi Payana
PMI
(Pengembangan Msyarakat Islam)
I.
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Menulis
bagi banyak orang merupakan suatu hal yang tidak mudah, tetapi terdapat sebagian orang yang menganggap bahwa
menulis adalah suatu hal yang mudah dan sangat menyenangkan. Berkaitan dengan hal ini, kebiasaan membaca memiliki
peran dan pengaruh yang sangat besar dalam menjadikan orang untuk merasa mudah
atau sulit dalam melakukan aktivitas menulis.
Selain dipengaruhi oleh sumber bacaan yang dicerna
seseorang, menulis juga dipengaruhi oleh aturan-aturan penulisan yang sifatnya
konvensional dan berlaku universal.
Dikatakan berlaku konvensional karena didalamnya
terdapat aturan-aturan penulisan yang harus diikuti oleh seseorang. Seperti
halnya karya ilmiah akademik yaitu karya ilmiah yang harus dibuat oleh
mahasiswa yang mutlak harus mengikuti ketentuan yang berlaku dalam penulisan
karya ilmiah.
Dalam mengikuti ketentuan dalam penulisan tersebut
maka dapat memudahkan karena setiap orang tinggal mengikutinya secara konsisten
satu demi satu yang dirumuskan. Akan tetapi, pada sisi yang lain menganggap
sebagai hal yang sangat menyulitkan karena orang tidak dapat lagi bebas dalam
berekspresi lewat tulisannya itu.
Dikatakan berlaku universal maksudnya adalah karya
ilmiah itu baik format maupun esensinya diterima dan dipahami secara sama oleh
masyarakat yang berada diseluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
adalah Bagaimana cara penyusunan dalam penulisan karya ilmiah dengan baik?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam masalah ini yakni untuk
mengetahui pengertian karya ilmiah dan cara penulisan karya ilmiah serta dapat
diaplikasikan oleh mahasiswa.
II. Pembahasan
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang
ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya
ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca, sedangkan
fungsinya ialah sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
Sifat karya ilmiah harus memenuhi syarat meliputi: 1)
lugas dan tidak emosional, yakni mempunyai satu arti, sehingga tidak ada
tafsiran sendiri-sendiri, 2)logis, yakni disusun berdasarkan urutan yang konsisten, 3) efektif, yakni satu
kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan, 4) efisien, yakni hanya
memepergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah difahami, dan 5)
ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.[1]
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah sebuah karya yang memerlukan
pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang berdasarkan pengalaman.
B. Tahap penulisan Karya Ilmiah
Menurut Syihabuddin (2006:5-6) ada beberapa langkah
menulis ilmiah, sebagai berikut.
1. merencanakan (mengumpulkan bahan, menentukan tujuan
dan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca);
2. menulis (menyusun draf secara keseluruhan);
3. merefleksikan (apakah sudah memenuhi tujuan? Apakah
sudah sesuai dengan pembaca? Apakah sudah menginformasikan pesan secara
cermat?); dan
4. merevisi (kebenaran gagasan, kebahasaan, kejelasan,
kewajaran).
Menurut Dr.
R. Kunjana Rahardi, M.Hum, terdapat beberapa langkah menulis karya ilmiah
sebagai berikut.[2]
1. Menentukan tema
Tema berfungsi sebagai penuntun untuk dapat memahami
keseluruhan tulisan atan karangan secara cermat. Suatu tema penulisan karya
ilmiah yang baik adalah sesuai dengan keahlian penulis, sesuai dengan bidang
studi yang didalami penulis, sesuai dengan pengalaman penulis. Adapun tema yang
dianggap menarik adalah sesuai dengan tuntutan pembaca dalam mencapai target
tertentu, sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ditekuni pembaca, sesuai dengan bidang pekerjaan dan profesi yang digeluti
pembaca, memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembaca.
2. Menentukan judul
Terdapat beberapa hal yang harus dicermati untuk
merumuskan judul karya ilmiah diantaranya meliputi: 1). harus terkait dengan
tema karya ilmiah, 2) harus terlihat kesimpulannya, 3) harus sesuai dengan isinya,
4) harus dirumuskan dalam bentuk rasa, 5) harus dirumuskan dengan jelas, dan 6)
harus dirumuskan dengan singkat.
3. Menyusun kerangka
Secara umum, kerangka karangan dapat dianggap sebagai
rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita akan menyusun sebuah
karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Adapun fungsi dari kerangka karangan meliputi: 1)
memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan, sub-sub bahasan, dan memberikan
kemungkinan perluasan bashasan, 2) mencegah pembahsan keluar dari sasaran yang
sudah dirumuskan dalam topic, judul, kalimat tesis, dan tujuan karangan, 3)
mencegah ketidaklengkapan bahsan, 4) mencegah pengulangan pembahsan, 5)
memudahkan pengendalian variable, 6) memperlihatkan kekurangan dan kelebihan
materi pembahasan.
4. Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan dapat dirinci menjadi
beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas seperti yang disebutkan
dibagian depan.
Dilihat
dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan menulis karya
ilmiah mencakup menentukan tema, mencari bahan tulisan, menentukan judul dan
menyusun kerangka tulisan.
C. Notasi Karya Ilmiah
Menurut Kinayati Djojosuroto dan M.L.A Sumaryati
hal-hal yang bersifat pokok tentang pembuatan notasi ilmiah adalah sebagai
berikut.[3]
1.
Pembuatan
Kutipan
Pengetahuan ilmiah yang dikutip dari seseorang
dipergunakan untuk berbagai tujuan sesuai dengan argumentasi yang diajukan,
misalnya untuk mendukung pernyataan penulis atau mendefinisikan sesuatu.
Kutipan-kutipan tersebut dapat berbentuk kutipan langsung atau kutipan tidak
langsung.
2.
Catatan kaki
Pada umumnya catatan kaki dipisahkan dari teks dengan
14 atau 20 ketukan tik garis lurus dari pinggir sebelah kiri. Catatan kaki
diketik dalam satu spasi, dua spasi dibawah garis pemisah ini dimulai setelah 7
ketukan tik dari pinggir dengan angka arab yang diketik naik setengah spasi.
Jarak antara catatan kaki satu dengan lainnya tetap dua spasi.
Untuk memudahkan pembaca mengetahui sumber informasi
yang dikutip, maka sebaiknya, catatan kaki meliputi: 1) nama penulis, 2) judul
tulisan, 3) tempat penerbitan, 4) nama penerbit, 5) tahun penerbitan, dan 6)
halaman yang di kutip.
Contoh: Winarno Surakhmad, Dasar-Dasar dan Teknik
Research: Pengantar Metodologi Ilmiah (Bandung: Penerbit Tarsito, 1978),
P.206.
3.
Daftar pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka tidak diberi nomor urut
tetapi diurutkan secara alfabet, maka sebaiknya daftar pustaka meliputi: 1)
nama penulis, 2) nama kota, 3) nama penerbit, 4) tahun penerbitan tidak ditulis
dalam kurung.
Contoh: Surakhmad, Winarno, Dasar-dasar dan Teknik
Research: Pengantar Metodologi Ilmiah Bandung: Penerbit Tarsito, 1978.
Untuk
menghindari plagiasi maka diperlukan notasi dalam karya ilmiah. Diantaranya
mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka. Karena dengan
notasi karya ilmiah tersebut agar dapat mengetahui penulis dari buku yang
dikutip.
4. Asas-asas penulisan Karya Ilmiah
Didalam karya ilmiah terdapat asas-asas penulisan
diantaranya sebagai berikut.[4]
1. Kejelasan
Karya ilmiah harus konkrit dan jelas. Kejelasan itu
tidak saja berarti mudah dipahami, mudah dibaca, tetapi juga harus tidak
memberi ruang untuk disalah tafsirkan, tidak boleh bersifat samar-samar.
Kejelasan di dalam karya ilmiah itu ditopang oleh
hal-hal berikut.
a. Pemakaian bentuk kebahasaan yang lebih dikenal dari
pada bentuk kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknanya, bahkan oleh
penulisnya.
b. Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam,
lugas, dari pada kata-kata yang berbelit, panjang, rancuh.
c. Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada
kata-kata dalam bahasa asing. Kata-kata asing hanya dapat digunakan jika memang
istilah itu sangat teknis sifatnya sehingga tidak ada istilah atau kata yang pas
dalam bahasa Indonesia.
2. Ketepatan
Karya ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil
penelitian ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian harus tepat atau akurat.
Supaya karya ilmiah menjadi benar-benar akurat penulis atau peneliti harus
sangat cermat, teliti, tidak boleh main-main dengan ilmu.
3. Keringkasan
Karya ilmiah harus ringkas. Ringkas tidak sama dengan
pendek. Karya ilmiah itu tidak boleh menghamburkan kata-kata, tidak boleh
mengulang-ngulang ide yang telah diungkapkan, dan tidak berputar-putar dalam
mengungkapkan gagasan atau maksud. Karya ilmiah harus di bangun dari ide yang
kaya dengan bahasa yang hemat dan sederhana.
Dalam
penulisan karya ilmiah harus memenuhi asas-asas penulisan diantaranya
kejelasan, ketertapan dan keringkasan dalam tulisan.
III. Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa karya
ilmiah adalah sebuah karya yang memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan
teknologi yang berdasarkan pengalaman. Adapun tahapan-tahapan menulis karya
ilmiah mencakup menentukan tema, mencari bahan tulisan, menentukan judul dan
menyusun kerangka tulisan.
Untuk menghindari plagiasi maka diperlukan notasi
dalam karya ilmiah, diantaranya mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki dan
daftar pustaka, karena dengan notasi karya ilmiah tersebut agar dapat
mengetahui penulis dari buku yang dikutip. Dalam penulisan karya ilmiah harus
memenuhi asas-asas penulisan diantaranya kejelasan, ketertapan dan keringkasan
dalam tulisan.
B. Saran
Penyusun menyadari
bahwasannya dalam penulisan makalah ini banyak memiliki kekurangan. Namun inilah
yang dapat diberikan, penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
adanya kritik dan saran dari rekan-rekan maupun dari dosen pengampu. Karena
dengan adanya kritik dan saran dapat membantu agar lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
http://ikhsan pauzi.blogspot.com/2011
Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati, M.L.A Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra Bandung:nuansa.
2004
Rahardi, Kunjana.
Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Jakarta: Erlangga, 2009.
[3] Kinayati
Djojosuroto dan M.L.A Sumaryati. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan
Sastra (Bandung:nuansa, 2004) 97-103.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar